Menu

gambar boleh diambil

Rabu, 18 Februari 2009

Paradigma Ilmu dalam Wawasan Islam

Manusia diciptakan dengan akal, budi, fikiran, cipta rasa, karsa dan karya, untuk menjadi khalifah di muka bumi. Tugas pokoknya adalah mengurus alam semesta yang diciptakan Tuhan dengan begitu luas. Untuk menguasai dan mengungkap rahasia alam ini, manusia perlu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) agar tidak terjerumus dalam sebuah lubang kesombongan dan arogansi intelektual.Dalam Alquran, kata ‘ilmu’ terulang 854 kali yang menandakan besarnya perhatian Islam terhadap iptek. Kelompok materialisme menganggap sumber ilmu hanya pada materiyang dapat dijangkau oleh indera atau hal lain yang dapat ditangkap oleh akal. Sedang dalam Islam, sumber iptek terdiri atas materi dan juga akal sehingga manusia mampu menyingkap rahasia alam sebagai bukti paling akurat akan adanya Tuhan.Sejarah mencatat iptek pada zaman modern ini berkembang seiring dengan penurunan daya dukung pada lingkungan. Maka yang terjadi adalah ketimpangan lingkungan dalam bentuk kekeringan, tanah longsor, dan pencemaran akibat perilaku yang tidak selaras. Bila pemanfaatan dan populasi yang dapat didukung oleh lingkungan tersebut telahmelewati batas kemampuan, maka akan terjadi bentuk ketimpangan. Manusia harus menyadari bahwa potensi sumber daya alam ini akan habis untuk pemenuhan kebutuhan manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya. Dalam kaitannya dengan tanggung jawab yang dipikulnya, manusia diberikan keistemawaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkanya dengan tuntunan kodratnya sebagai makhluk psikofisik.Ernest Haeckel menyebutkan interaksi manusia dengan lingkunganya secara sederhana disebut Ekologi. Dalam konsep ekologi lingkungan dibedakan atas biotik dan abiotik. Sedang pada konsep ekologi manusia ada lingkungan alam, sosial dan budaya. Dampak penerapan sains terhadap lingkungan, yaitu adanya pertumbuhan dan perkembangan persebaran penduduk dunia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya, telah membawa dampak positif yaitu: sebagai peningkatan kemakmuran serta kesejahteraan pada umumnya dari pengolahan dan pemanfaatan sumber daya lingkungan. Adapun dampak negatif berupa: perusakan lingkungan, seperti erosi, kekeringan, pencemaran, dan lain sebagainya.Dalam ranah pengetahuan Qalbu (hati) sebagai Objek sains adalah Alhaqq (kebenaran), adapun ranah penegetahuan ‘Aqli (akal) objeknya adalah ‘Anfus (diri sendiri), dan yang terakhir adalah ranah Nafsi (ketrampilan psikomotor) yang mempunyai objek ‘Afaq (cakrawala-cakrawala). Allah berfirman yang artinya “nanti akan kami perlihatkan pada mereka ayat-ayat kami di cakrawala-cakrawal (al-afaq) dan di dalam diri mereka teranglah bagi mereka kebenaran itu….”.(QS. Fushilat: 53).Dalam pandangan Islam, ilmu yang diterapkan atau teknologi adalah untuk mensyukuri nikmat-Nya yang berupa ilmu yang diajarkan pada orang yang mau membaca tanda-tandanya. Jadi tasykir adalah konsekwensi dari ta’lim. Sedangkan tujuan akhir dari tasykir, yang juga merupakan fondasi dari ta’lim itu, adalah tauhid. Tauhid sebagai sasaranya adalah agama, ta’lim tujuanya adalah sains, dan tasykir adalah teknologi.Dalam sebuah buku yang membahas lebih khusus tentang Islam dalam ilmu terapan menunjukkan yaitu: manfaat ilmu pengetahuan sangat komplek dan strategis (a).menunjukkan kebenaran, (b). mengenal kebaikan, (c). meningkatkan kemakmuranatau kesejahteraan, (d). meningkatkan harkat dan martabat manusia, (e). menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban, (f). meningkatkan rasa percaya diri,(g). meningkatkan produktifitas kerja, (h). memperoleh amal jariah bila diamalkan,(i). memiliki keunggulan hidup dunia dan akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar